Sejarah Pendidikan Islam Pada Masyarakat Madinah
Penulis : Ni’ma Diana (Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Sultan Agung)
Periode dakwah Nabi Muhammad terbagi menjadi dua, yaitu periode Mekkah (pra hijrah) dan periode Madinah (pasca hijrah). Periode Mekkah merupakan masa pembinaan ke dalam (inward establishing) dan penyusunan kekuatan dakwah. Dakwah dilakukan secara lisan dan banyak diarahkan kepada keluarga Nabi dan anggota keluarga suku Nabi. Sementara materi-materi dakwah banyak di titikberatkan pada masalah akidah dan keimanan. Hal itu terbukti ayat-ayat Al-Qur’an yang di turunkan pada periode ini umumnya juga berkisah pada masalah tersebut. Di sisi lain periode madinah merupakan periode pembentukan dan pemantapan masyarakat yang menerapkan ajaran-ajaran dan sistem Islam meskipun di antara warga nya terdapat orang non muslim.
Sistem pendidikan Nabi Muhammad di tengah pluralitas masyarakat Madinah cenderung berifat kemitraan, dalam kondisi sekarang bisa disebut dengan pendidikan informal, yakni pendidikan yang diberikan di luar sistem pendidikan tersusun formal, contoh dalam keluarga, halaqah, kelompok lainnya.
Bukti dari sistem pendidikan yang dilaksanakan Nabi Muhammad cenderung pada pola kemitraan, yaitu sebuah proses cara bertahap untuk melihat kondisi umat yang baru mengenal Agama Islam, sehingga diperlukan penyampaian yang tidak langsung sekaligus. Langkah-langkah lain, ialah ditunjukkan oleh adanya kepribadian Rasulullah sebagai seorang pendidik dan seorang guru, materi yang di ajarkan serta metode dia yang etis dan dinamis, sepertia kebijaksanaannya beliau cara bergaul dengan para sahabat, secara bergilir beliau menyampaikan kepada mereka baik pengajaran, pendidikan, dan penyucian jiwa serta motivasi supaya berakhlak mulia. Beliau juga mendidik mereka berbagai etika, kasih sayang, rasa persaudaraan yang mendalam, kemuliaan, ibadah, dan ketaatan. Nabi Muhammad mengikat para sahabat secara kuat dengan wahyu yang turun dari beliau dari Allah Shubhanahuwata’ala. Beliau membacakan kepada mereka dan mereka pun membacakan kepada beliau, agar pelajaran yang demikian itu dapat meletakkan kewajiban dakwah mereka, dan konsekuensi risalah, terlebih lagi untuk kepentingan pemahaman dan tadabbur.
Di tengah masyarakat yang pluralis itu, Nabi mengembangkan sistem pendidikan yang relatif sederhana untuk ukuran sekarang, tetapi sesuai untuk zamannya, suatu sistem dimana sub sistemnya saling terkait, mulai dari batiniyah (akidah), lahiriyah (perilaku dalam aspek ibadah, akhlak, mu’amalah), motivasi dan semangat perjuangan dan dakwah, serta kesehatan dan latihan fisik. Sistem pendidikan Nabi tersebut diimplementasikan pertama melalui pembangunan masjid sebagai pusat gerakan, pendidikan dan pusat perkumpulan serta kepemimpinan beliau dalam menyatukan komponen-komponen kemasyarakatan.
Prinsip pertama yang dilakukan Nabi dalam membina masyarakat adalah pendekatan etis (moral yang luhur). Karena nilai-nilai moral bukan hanya menciptakan perdamaian diantara individu suatu bangsa, tetapi juga antar bangsa. Di samping itu beliau sibuk nembangun masyarakat baru Madinah melalui peletakan dasar tugas risalahnya dengan memperkokoh hubungan umat Islam dengan Tuhannya, memperkokoh hubungan internal umat Islam yaitu antar sesama kaum muslimin. Dalam mendidik masyaakat Madinah, Nabi menggunakan pendekatan kemitraan sebagai simbol kasih sayang dibandingkan kekerasan. Sehingga mampu menyelesaikan setiap problem masyarakat masyarakat. Karena dengan nilai-nilai spiritual yang tinggi itulah, menjadi sempurna masyarakat baru Madinah.
Sistem pendidikan Nabi Muhammad pada saatnya nanti akan memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan intelektual dan penyebaran ajaran-ajaran Nabi pada masa-masa berikutnya dan sekaligus meruntuhkan teori yang mengatakan bahwa sistem pendidikan dan ajaran Nabi itu hanya dilakukan berdasarkan pola statis pasif saja. Adapun Lembaga Pendidikan dalam masyarakat Madinah terdapat beberapa tempat, yaitu: Masjid Nabawi di Madinah, Dar al Qurra (pertama kali bertempat di rumah Makhramah bin Naufal) lalu kuttab (tempat khusus bagi pendidikan anak), dan rumah para sahabat Nabi Muhammad.
(*)